Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penelitian Baru Ungkap Lubang Hitam Supermasif Melahap Bintang

image-gnews
Lubang hitam. nasa.gov
Lubang hitam. nasa.gov
Iklan
TEMPO.CO, Granada - Tim ilmuwan internasional menangkap sebuah gambar lubang hitam supermasif yang 20 kali lebih besar dari matahari melahap bintang, sebagaimana dilaporkan laman Spaceflight Insider, 17 Juni 2018.
 
Telah mulai diamati para astronom sejak 2005, peristiwa ini terjadi di galaksi ARP 299B, hampir 150 juta tahun cahaya jauhnya. Lubang hitam tersebut telah melahap bintang dan terjadi di dekat garis pemisah antara bumi dan langit atau yang disebut cakrawala.
 
Para ilmuwan mempelajari wawasan tentang lingkungan di mana galaksi terbentuk dan berevolusi miliaran tahun yang lalu. Peristiwa tersebut mengakibatkan semburan bintang oleh lubang hitam supermasif atau yang dikenal dengan tidal disruption event (TDE).
 
Mereka mendeteksi pancaran sinar inframerah terang yang datang dari pusat salah satu galaksi saat bertabrakan pada Januari 2005 lalu. Para ilmuwan itu kemudian mulai mengamatinya menggunakan teleskop William Herschel di Kepulauan Canary, Spanyol.
 
Setelah itu, mereka mempelajari dengan berbagai teleskop lainnya, termasuk National Science Foundation (NSF), Very Long Baseline Array (VLBA), teleskop ruang angkasa Spitzer NASA, Nordic Optical Telescope di Kepualauan Canary, European VLBI Network (EVN), dan berbagai teleskop radio lainnya.
 
Pada Juli 2005, dengan menggunakan VLBA, para peneliti mendeteksi emisi radio yang berasal dari pusat ARP 299B. Karena banyak ledakan supernova yang terlihat di galaksi tersebut, para peneliti awalnya mengira sedang melihat supernova.
 
Ketika emisi radio mulai terlihat memanjang pada tahun 2011, para ilmuwan menyadari bahwa fenomena yang berkembang sebenarnya sebuah jet. Pengamatan selanjutnya menunjukkan materi di jet, yang berjalan pada seperempat kecepatan cahaya, meluas ke satu arah.
 
"Namun, sebagian besar, lubang hitam supermasif tidak secara aktif melahap apa pun, sehingga mereka dalam keadaan tenang," ujar peneliti dari Astrophysical Institute of Andalusia di Granada, Spanyol, Miguel Perez-Torres.
 
Menurutnya, peristiwa TDE dapat memberi kesempatan unik untuk memajukan pemahaman tentang pembentukan dan evolusi jet di sekitar benda-benda yang kuat. Penelitian ini telah memberikan pembelajaran tentang sesuatu yang belum pernah dipelajari sebelumnya.
 
"Belum pernah kami melihat secara langsung formasi dan evolusi jet dari salah satu peristiwa ini," kata Perez-Torres.
 
Penelitian tersebut merupakan hasil dari tim ilmuwan sebanyak 36 orang dari 26 institusi di seluruh dunia sebagai proyek penelitian jangka panjang. Temuan mereka telah diterbitkan dalam edisi terbaru jurnal Science.
 
Simak artikel menarik lainnya tentang lubang hitam hanya di kanal Tekno Tempo.co
 
SPACEFLIGHT INSIDER | JOURNAL SCIENCE
 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

2 hari lalu

Ilustrasi ayah gendong bayi. Freepik
Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

7 hari lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

8 hari lalu

Kelinci yang menjadi alat uji ilmiah. shutterstock.com
Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:


Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

16 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?


Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

24 hari lalu

Associate Professor Henry Surendra sebelumnya membahas kesenjangan pandemi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia/Monash University
Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah


Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

30 hari lalu

Penampakan gerhana bulan sebagian atau Parsial di langit Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2023. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) peristiwa gerhana bulan parsial terjadi saat posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar membuat sebagian piringan bulan masuk ke umbra (bayangan gelap) Bumi sehingga saat puncak gerhana terjadi Bulan akan terlihat gelap sedikit kemerahan di bagian yang terkena umbra Bumi. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S.
Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.


Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

37 hari lalu

Publikasi hasil penelitian situs Gunung Padang Cianjur yang dicabut dari jurnal ilmiah Wiley Online Library. Istimewa
Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.


Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

38 hari lalu

Menhir situs megalitik Gunung Padang yang sudah terlilit akar di Desa Karyamukti, Cianjur, Jawa Barat, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

38 hari lalu

Wisatawan berkeliling di area teras bawah di situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. TEMPO/Prima Mulia
Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

41 hari lalu

Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Kronologi Pencabutan Artikel Arkeologi Situs Gunung Padang, Gerhana Bulan, Gempa Bawean

Topik tentang kronologi pencabutan artikel arkeologi situs Gunung Padang dari Jurnal Wiley menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.